Enam bulan lalu, Min Sithu Maung tidak bisa berbicara atau mengerti
satu patah kata pun Bahasa Inggris. Namun, setelah kursus, keterampilan
berbahasanya makin lancar dan makin percaya diri.
"Aku merasa jauh lebih baik. Enam bulan lalu, tiap aku posting di
Facebook, selalu pakai bahasa Myanmar, tapi sekarang aku mencoba memakai
bahasa Inggris, dan sedapat mungkin menggunakan grammar dan spelling yang benar," kata Maung kepada Channel News Asia, Selasa (23/2/2016).
"Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Aku tak bisa
berkomunikasi dengan orang asing dalam bahasa nasionalku, kecuali
berbahasa Inggris. Cita-citaku ingin jadi manajer bank, dan perbankan
itu sangat internasional, jadi aku ikut kursus ini," imbuhnya lagi.
Myanmar makin
membuka diri setelah pemilu beberapa waktu lalu. Semenjak saat itu
permintaan sumber daya manusia untuk lebih fasih berbahasa Inggris
semakin meningkat. Apalagi bagi mereka yang ingin bekerja di
perusahaan-perusahaan asing yang kini melirik Burma.
Hal itu diungkapkan oleh salah seorang guru di sekolah internasional di Yangon.
"Dua tahun lalu, tidak ada permintaan untuk berbahasa Inggris,
terlebih orang dewasa," tutur Benjamin Htet Wunna, guru bahasa Inggris
senior.
"Myanmar
di masa lalu, kalau kau tak punya kemampuan bahasa Inggris, kau bisa
saja bertahan di pekerjaanmu. Tapi sekarang ini berbeda," timpalnya
lagi.
"Contohnya saja, kalau ingin melamar pekerjaan, CV harus ditulis
dalam bahasa Inggris dan kalau melamar ke perusahaan besar, mereka akan
mewawancaraimu dengan bahasa Inggris pula."
Gaji Lebih Besar
Beberapa perusahaan kini mulai membiayai kelas bahasa Inggris bagi
staf mereka. Di antaranya bahkan membayar penutur asli. Beberapa sekolah
mulai mengobservasi bahwa murid-murid kini lebih menikmati gaji lebih
besar, promosi dan kesempatan bekerja di perusahaan asing, setelah
bahasa Inggris mereka membaik.
"Pebisnis kini melihat staf mereka butuh disekolahkan bahasa Inggris
agar bisa berkomunikasi dengan orang asing, tidak sekedar butuh tapi ini
merupakan kewajiban karena mereka mulai melebarkan sayap usahanya.
Mereka mengharuskan berkomunikasi dengan bahasa Inggris dengan orang
asing baik itu email maupun telepon," tambah Shirley Nang Hom Leik,
Direktur dari Lembaga bahasa Inggris Nexus.
"Yang mengejutkan, perusahaan lokal yang kami pikir tidak akan
melakukan kontak dengan orang asing seperti perusahaan lotere, juga
mengirimkan staf mereka berbahasa Inggris. Jadi kami pikir mereka juga akan mengembangkan bisnis mereka atau pindah ke usaha lain," tutupnya.
sumber:http://news.liputan6.com/read/2443353/warga-myanmar-makin-getol-kursus-bahasa-inggris
0 komentar:
Posting Komentar